468x60 Ads

Anda Pemuda Islam? Baca Ini! ^^



Bismillaah..
Setelah begitu sering Allah menjumpakanku dengan orang yang membuat hati bergumam lirih “ah, surga masih jauh..”, kini Allah menjumpakanku dengan orang-orang yang membuat dahi mengernyit sambil berpikir “memangnya pemuda muslim menurut mereka harus seperti apa?”
Ya, akhir-akhir ini Allah begitu sering menjumpakanku dengan orang-orang yang berkata “Yaa, namanya juga anak muda, neng. Wajarlah seperti itu..”
Hmm…, ada yang merasa ga enak mendengarkan ucapan seperti itu? Saya tunjuk tangan pertama! Saya terkadang bingung, mengapa pemuda yang melakukan kemaksiatan disebut wajar? Bahkan yang lebih membingungkan saya lagi ialah sikap mereka (sebagian besar masyarakat yang sering saya jumpai) yang terkadang malah mempermasalahkan pemudi yang berpakaian tertutup (baca: berjilbab) dan mencurigai aktivitas-aktivitasnya.
Saya masih terheran-heran dan tak habis pikir, mengapa masa muda seolah menjadi ajang pemuasan keinginan untuk melanggar perintah Allah?
Padahal Allah secara khusus menempatkan masa muda sebagai salah satu bahan peng-hisab-an, yang akan Allah mintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak, seperti yang di sabdakan Rasulullah saw., “Kelak pada hari kiamat, kaki seorang anak manusia tidak akan tergelincir (ke surga atau ke neraka) dari sisi Rabbnya, hingga lima perkara ditanyakan kepadanya: tentang usianya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, dan tentang ilmunya apa yang ia perbuat dengannya.” (H.R. Tirmidzi)
Mungkin ada yang bertanya, “Bukankah kata “usia” telah mencakup masa muda seeorang? Kenapa disebutkan lagi?”
Hhmm.., itulah istimewanya masa muda. Tujuannya apa? Yakni agar manusia memperhatikan bahwa masa ini mempunyai kepentingan tersendiri dalam hidupnya. Hadits ini juga secara tersirat menunjukkan keunggulan para pemuda bahwa potensi serta kemampuan yang dimilikinya sangatlah luar biasa.
Ya, karena masa muda begitu istimewa. Lalu, masihkah berpikiran bahwa masa muda adalah masa berleha-leha apalagi masa berbuat dosa????
Perlu kita fahamkan, bahwa masa muda ialah waktu untuk berkarya, periode emas dimana para pemuda zaman Rasulullah saw. mengerahkan seluruh jiwa dan raganya untuk kemenangan Islam. Seperti kisah Muadz bin Amr bin Jamuh dan Mu’awwidz bin Afra’ misalnya, mereka berdua dengan antusias bergegas ikut serta bergabung bersama pasukan kaum muslimin yang akan berangkat menuju lembah badar. Karena tubuhnya terlihat lebih kuat, mereka yang baru berusia 13 dan 14 tahun diterima oleh Rasulullah saw. untuk masuk dalam skuad pasukan kaum muslimin yang akan berperang melawan kaum musyrikin pada perang Badar. Cita-cita mereka sangatlah tinggi, yakni membunuh Abu Jahal yang mendapat gelar “Fir’aun umat ini” dari masyarakat waktu itu.
Muadz pernah berkata, “Saya mendapat berita bahwa ia (Abu Jahal) adalah orang yang pernah mencaci maki Rasulullah saw.. Demi Allah yang jiwaku dalam genggaman-Nya! Jika aku melihatnya, pupil mataku tak akan berkedip memandangi matanya hingga salah seorang diantara kami terlebih tewas (gugur).”
Subhanallah.., luar biasa!! Kemudian, apa yang ia dapatkan? Tangannya menjadi hanya bergantung pada kulitnya saja, sampai akhirnya ia memutuskan untuk menginjak tangannya dengan kakinya hingga tangannya terputus. Hal itu dilakukannya tak lain karena ia merasa tangannya menyulitkannya, sementara ia harus kembali berjuang melawan kaum musyrikin. Tapi ia tidak menyesal, karena perjuangannya itu telah berhasil membuat betis Abu Jahal terputus. Subhanallah..!!
Lalu bagaimana dengan Mu’awwidz?? Apa yang telah ia persembahkan?? Setelah berjuang mempersembahkan perjuangan yang sangat berharga dengan Muadz dalam perang Badar hingga terbunuhnya Abu Jahal, Muawwidz melanjutkan petualangan jihadnya hingga ia memperoleh gelar syuhada! Ya, ia telah mempersembahkan seluruh jiwanya hingga memperoleh mati syahid di jalan Allah! Subhanallah..
Ada lagi kisah pemuda di zaman Rasulullah yang berjihad di bidang yang berbeda. Siapa ia? Ia adalah Zaid bin Tsabit. Setelah tidak mendapat izin dari Rasulullah untuk terjun ke medan jihad di lembah Badar, ia tekun belajar membaca dan menulis serta menghafal Al-Qur’an dengan baik, sesuai dengan nasihat sang bunda “Jika tidak berjihad lewat pedang, masih bisa berjihad dengan lisan dan pena.”
Dari ketekunan itu, timbullah kepercayaan dari Rasulullah saw. agar Zaid bin Tsabit mempelajari bahasa Ibrani dan Suryani, hingga ia menjadi juru bicara (penerjemah) daulah Islamiyah. Tahukah anda bahwa semua itu terjadi pada usianya yang baru tiga belas tahun???
Hari-hari pun berlalu, hingga sepeninggal Rasulullah saw., ia mendapatkan amanah besar untuk mengumpulkan Al-Qur’an dalam satu kitab. Padahal ketika mendapat tugas besar itu usianya baru 21 atau 22 tahun saja. Atau kalau ia hidup di zaman sekarang, ia mungkin belum memperoleh gelar sarjana dari fakultasnya.  Namun demikian, di pundaknyalah diletakkan sebuah tugas penting yang tidak akan diletakkan di pundak para professor dan guru besar terkemuka.
Sungguh karya yang luar biasa!
Lalu, jika mereka pada usia seperti itu saja telah berhasil mempersembahkan karya yang luar biasa, bahkan ada yang mempersembahkan nyawanya untuk membela Islam sehingga memperoleh syahid di jalan-Nya,, maka apa yang telah kita persembahkan??
Memang menjadi salah satu tugas kita juga untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa pemuda muslim yang diharapkan agama, bangsa dan negara adalah pemuda yang benar-benar ta’at pada Allah, yang Islamnya kaaffah (menyeluruh), tidak setengah-setengah. Karena bisa jadi, pandangan masyarakat (yang diawal telah disebutkan) terhadap para pemuda disebabkan tak munculnya sosok yang menjadi bukti bahwa pemuda muslim yang kaaffah-lah yang sebenarnya umat butuhkan.
Sadarilah, bahwa Islam menunggu peran para pemuda. Islam menunggu kita, kawan!!!
Mari kita buktikan bahwa di atas pundak kepribadian muslim yang sempurnalah umat Islam akan berdiri kokoh dan kuat. Mari saling mengingatkan untuk senantiasa bersemangat dalam menjalani masa muda sebagai persembahan kita untuk Allah ‘aza wa jalla.
Ditutup dengan nasyid dari edcoustic,, selamat mendengarkan suara masing-masing!^^
Masa muda usiaku kini
Warna hidup tinggal kupilih
Namun aku telah putuskan
Hidup diatas kebenaran
Reff :
Masa muda penuh karya untukMu Tuhan
Yang aku persembahkan sbagai insan beriman
Mumpung muda ku tak berhenti menapak cita
Menuju negeri syurga yang nun jauh disana
Kini jelas tiap langkahku
Illahi jadi tujuanku
Apapun yang aku lakukan
Islam slalu jadi pegangan
Wallaahu a’lam..
Write by

0 comments:

Post a Comment